Sabtu, 13 Agustus 2011

Kutecane Ooh Kutecane


Oleh: Radexs Gayo

Kring…!!!kring…!!! kring!!! dring hand phoneku, “hallo…! Assalamualaikum,,, maafne dengan siapa ya?”, “ ni dengannya Tini bang!” “Hai Tin apa kbr?”, “baik-baik aja bang…!”, katanya. Hampir dua jam lebih kami ngobrol di Hp dan dia ber cerite banyak tentang dirinya dan tentang apa yang terjadi selama ini, ternyata dia baru putus sama tunanganya, kesempatan kedua dalam pikiranku.
            Ku buka pintu teras ku-pandangi langit nan cerah di hiasi oleh sang rembulan bersama taburan bintang yang kelap-kelip seolah-olah dia tau aku sangat bahagia malam ini, aku duduk terdiam sambil mengingat kenangan masalalu barsama dia, sudut-sudut kota sekitar tempat kediamanku  di dalam hati selalu bertanya-tanya “Mungkinkah cinta lama akan bersemi kembali?” malam telah larut, kini aku beranjak ke kamar tidurku sampai menunggu hari esok.
TINI SRI KUMALA nama le-ngkapnya yang di lahirkan di kutacane 23 tahun yang lalu anak pertama dari empat bersaudara, umur tiga tahun dia pindah ke Gayo lues bersama orang tuanya yang di pindah tugaskan di kantor Bupati Gayo lues, sementara Aku adalah seorang anak petani yang di lahirkan 24 tahun yang lalu di hamparan sawah yang siap untuk di panen, Aku anak ketiga dari tujuh bersaudara.

*   *         *
Pertama kali aku berjumpa ma dia di saat adanya acara MTQ di desaku, waktu itu aku duduk kelas 1 MTsN Blangkejeren dan dia SMPN Blangkejeren, aku mengenal dia lewat kakak kelasku, kak Mawaddah na-manya “ Nama yang indah dalam pi-kiranku” aku sebagai ketua kelas dalam lokalku dan kak Mawaddah wakil Ketua kelas dalam lokalnya, aku mengena dia karena sering ngumpul-ngumpul di saat mengadakan acara di sekolah maupun di luar sekolah.
            Alunan syair lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menyemengatkan bathinku untuk cepat bergegas me-nghadiri acara itu, di saat Aku duduk di depan rumah sambil melihat orang-orang yang berdatangan menghadiri perlombaan itu, Aku tergesa-gesa untuk menghadiri acara tersebut tak ketinggalan juga lilitan kain sarung di pundakku. Dua puluh menit berjalan kaki dari rumah ke Masjid tempat penyelenggaraan acara tersebut, Aku langsung duduk di kursi yang paling depan tepatnya di depan podium pembacaan surat Al-Qur’an sebagai pendengar yang budiman, peserta demi peserta yang di tampilkan akhirnya usai sudah.
            Syadaqallahuladzim…!!! Begitu peserta terakhir menutup pembacaan Al-Qur’an, Aku tak me-nyangka ketika itu wanita cantik berbusana muslim yang tampil sempurna duduk di sampingku bersama kak Mawaddah,,, “ Hai…baru nyampek?” “ Dah lama juga Dik! Tadinya adik lagi serius kali de-ngernyanya makanya segen negornya takut enggak kosentrasi lagi,,.” Itu temennya siapa kataku?“ Oo… ini..!!!!!!, kenalan donk sama temanya kakak!” kemudian Aku dan dia be-rjabat tangan dan saling me-nyebutkan nama masing-masing, tangan yang begitu lembut di saat berjabatan tangan dengan suara yang merdu berparaskan lembur dan anggun, jantungku berdebar-debar ketika aku menatapi wajahnya dengan bibir yang merah muda sehingga pikiranku pun me-layang-layang se akan-akan bertemu dengan bidadari dari langit ciptaan tuhan bagi para lelaki penghuni syurga,,,,“ Heh…..” kata kak Ma-waddah mengagetkanku dari samping, “ Udah tu kenalanya besok aja sambung di sekolah ujar kak Mawaddah”  karena malam juga dah begitu larut dan para undangan sudah mulai sunyi, kemudian mereka pamit untuk pulang, “ pulang duluan ya bang” keluar kata-kata dari mulut mungil gadis berjilbab hitam temen kak Mawaddah tadi, “ Ii….ii…a Dik” dengan gugup Aku menjawab, “ Hati-hati ya”
Tak habis pikirku mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan wanita cantik penghuni syurga seperti Tini dalam lamunanku, Ah masa bodoh itu aja kok di pikirin dalam hatiku, hati yang bercampur rasa-rasa tak menentu sambil berjalan kaki menuju pulang kerumah dengan hati yang begitu senang, ketika sesampai di rumah Aku langsung tidur sambil terbayang akan wajahnya, akhirnya terlelap juga.
Hari demi hari terus berganti dan kamipun semakin akrab, tak lama kemudian Aku tak bisa menahan perasaan yang telah lama tersimpan di dalam lubuk hatiku kepada dia. Di saat pulang sekolah barulah terungkap kata hatiku yang telah lama tersimpan, perasaan yang begitu senang ketika dia mua menerima cintaku se akan dunia ini milik kami berdua, ku antar dia pulang dengan berjalan kaki bersama-sama.
Langit begitu mendung suasana mulai dingin bertanda hujan tak lama lagi sampai di bumi, berjalan sendiri menuju rumah  akhirnya hujan sampai juga ke bumi, hujan yang begitu deras yang telah membasahi bumi beserta baju seragam sekolah yang Aku kenakan, walaupun Aku berlari se-cepat mungkin tapi basah juga, ku biarkan semua badanku basah mungkin bertanda cintaku akan abadi untuk selama, Aku berteriak sambil bernyanyi seiring perjalan kerumah.

*       *     *
            Tiga tahun sudah kami menjalani hubungan, akhirnya ter-pisahkan oleh waktu. Dia sekolah di luar daerah yaitu di Aceh Tengah sedangkan Aku melanjutkan ke Madrarasah Aliyah Negeri Bla-ngkejeren (MAN). Kini hubungan kami semakin sulit karena berjauhan jarak dan kota kami hanya bias berkirim-kiriman surat dan men-ceritakan tentang hal-hal apa yang telah kami rasakan masing-masing.
            Hari-hariku selalu sepi tanpa dia ada di sampingku, Aku merasa telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagiku. Ku kirim surat dengan berbagai puisi tentang cinta dan kerinduan yang begitu dalam tersimpan di lubuk hatiku, tak lama kemudian suratkupun terbalaskan oleh Dia, hatiku begitu senang setelah ku baca suratnya dan bercerita bahwa ia akan pindah sekolah lagi ke Bla-ngkejeren karena merajalelanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
            Setiap Aku duduk sendiri hatiku selalu memikirkan dia entah kenapa cintaku yang telah lama hilang kini kembali lagi, mendengar kabar dari kicauan burung-burnung bahwa ia pindah sekolah ke SMU PEMDA Gayo Lues, dengan perasan rindu yang tak tertahan ku susul dia ke se-kolahnya, ku temui dia di belakang sekolah dan kami bercerita berdua di pondok bambu belakang sekolah, mataku tak bosan-bosan menatapi wajahnya yang anggun bak bunga mawar kembang berseri. Tapi saying sungguh saying karena itu adalah pertemuan terakhirku bersama dia.
            Waktu dan hari silih berganti hatiku selalu bertanya-tanya “ mengapa ia tak pernah lagi me-nanyakan kabarku maupun titip salam sekedar mengigatku,” ku cari kerumahnya enggak pernah jumpa, ku cari ke tempat biasa enggak pernah jumpa, kemana kah engkau kekasih hatiku Aku sangat merindukanmu? Bertanya dalam hatiku. Lama sudah aku tak pernah mendengar kabarnya hari demi terus ku cari informasi tentang dia, saat hembusan angin beserta kicau-kicauan burung , Aku mendengar bahwa ia sudah punya yang lain selain diriku, hatiku begitu hancur setelah mendengar kabar berita tentang dia, tapi aku selalu mencobauntuk tenang menghadapinya. Hari-hari terus berlalu yang ada hanya namanya di hatiku dan aku berpikir Cinta itu tak harus memiliki akhirnya aku relakan dia denga yang lain walaupun hati ini sulit untuk melupakannya.
            Aku menyadari bahwa diriku hanya anak seorang petani yang jauh beda dengan lelaki pilihannya. Dari itulah aku tak pernah memikirkanya lagi, menghubunginya, maupun menemui dia. Tujuh tahun kami sudah berpisah  tak pernah tau lagi dimana dia berada, telah lelah hati ini menanya-nanyakan dia rasa putus asa sudah mampir di hatiku, “ Apakah dia sudah mati, ataukah dia telah di telan oleh dahsyatnya ombak Tsunami?” itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering meghantui aku.
            Pada suatu malam hari di saat bulan purnama menyinari bumi sepakat segenep ini yang tak lain Aceh Tenggara (tempat aku sekarang) tempat yang indah dan tempat untuk melanjutkan cita-citaku untuk meraih masa depan kelak. Tak kusangka panggilan tak terjawab enam kali di handphoneku nomor yang tak di kenal,untuk panggilan ketujuhnya ku angkat handphoneku,,,
“ Hallo selamat malam? Ne dengan siapa ya?” “ Malam juga!!!...ne Saya Ida temen waktu di Madrasah dulu, masih ingatkan?” “ Ooo…….ia yang satu meja dengan Iroskan?”  dia bercerita tentang aktivitasnya selama ini, kemudian ia bercerita tentang Tini Gadis yang Aku cintai dulu dan kebetulan ia tau dimana gadis pujaan hatiku yang dulu sekarang tinggal, dan memberikan kepadaku nomer handphonenya.
            Tahun baru sudah dekat, entah kenapa perasaan ini seakan –akan harus  menelpon dia pada malam itu, sepuluh menit kemudian dia balik menelpon aku, bahwa ia akan dating menemuiku mungkin, perasaan ber-salah telah menghantui dia dan ia ingin kembali lagi melanjutkan janji-janji yang terucap di bawah pohon tusam di Blangkejeren pada masa-masa SMA dulu, kini Aku merasa hidup kembali dari kesepian yang telah lama bersahabat denganku, menjadikan hari-hariku bertambah indah dan hati yang layu kini bersemi kembali.
            Suara terompet menambah semangat bathinkun dengan ledakan suara petasan yang bertanda pergantian tahun baru. Tapi kedatanganya tak sampai-sampai juga, rasa kecewa telah menghantui pikiranku “ Ah sabar …sabar…sabar…” kata hatiku! Rasa dingin dan ngantuk telah membuatku bosan untuk menunggu. “Pom….poom poooom…” suara bis antar provensi berhenti di depan rumahku, ku buka pintu ternyata kekasih hatiku telah datang namun aku tak percaya bahwa ini kenyataan bukan mimpi, kusambut tangannya sambil kuantar ke kamarnya dan aku pun kembali tidur ke kamarku.
            Mentari pagi  telah memban- gunkan tidurku, selamat datang pagi, selamat datang cintaku, pagi yang cerah secerah hatiku. Ku menatapi wajah di saat sarapan pagi bersamanya senyum yang tersipu malu menambah kedewasaan yang mulai terpancar dari sikapnya. Aku mengajak dia untuk berkeliling kutacane menjelajahi kaki-kaki bukit louser bercanda seiring perjalanan kami berdua. Keindahan dan kebahagiaan yang aku rasakan di waktu kebersamaan kami dan aku berharap kebahagian ini tak berakhir disini , tiga hari kebersamaan kami di kotacane hari-hari yang terindah kami lewati bersama  akhirnya dia kembali pulang ke Sumatra Utara untuk menyelesaikan Skripsi dan tugas-tugas  akhirnya.
            Draian air mata ini di saat kepergianmu, kau lambaikan ta-nganmu, ku tatapi hingga jauh tak tampak lagi, Aku duduk diam terpaku di sudut terasku seakan tak rela melepaskan kepergianmu, kini aku sendiri lagi menanti kehadiranmu yang tak pasti, Aku akan kan selalu setia menunggumu hingga engkau kembali.
Setelah ia sampai ke Sumatra Utara ku dengar kabar lansung dari orang tuanya bahwa ia telah di jodohkan bersama lelaki pilahan orang tuanya  dan kedua orang tuanya melarang aku mendekatinya lagi. Hatiku hancur berkeping-keping se-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar